Peran Emotional Branding dalam Fenomena Viral Mixue di Indonesia
Oleh: Salsabila Hesa Khalilah (AE46)
A. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, gerai Mixue berkembang pesat di Indonesia dan menjadi fenomena menarik di dunia pemasaran. Mixue merupakan brand es krim dan minuman asal Tiongkok yang dikenal karena harga produknya terjangkau dan strategi pemasaran yang inovatif. Keberhasilan mereka tidak hanya terletak pada produk, tetapi juga pada pendekatan emotional branding yang mengandalkan humor, viralitas media sosial, dan interaksi langsung dengan konsumen. Fenomena “Mixue di mana-mana” menunjukkan pergeseran strategi pemasaran modern, dari promosi tradisional menuju strategi yang lebih berfokus pada pengalaman konsumen dan keterlibatan emosional.
Brand Mixue memanfaatkan simbol visual konsisten, seperti
maskot Snow King dan lagu viral “Mixue Mixue Everywhere”, sehingga brand
menjadi mudah diingat, dekat, dan menghibur. Pendekatan ini memungkinkan Mixue
muncul sebagai fenomena budaya populer di kalangan anak muda dan keluarga muda
Indonesia. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa emotional branding, ketika
dikombinasikan dengan strategi digital yang kreatif, mampu menciptakan
kesadaran merek yang luas tanpa harus mengandalkan iklan besar.
B. Analisis Kampanye Pemasaran
1. Tujuan Kampanye
2. Target Pasar
3. Pesan Utama (Message)
4. Media dan Strategi Promosi
- Viral
marketing di media sosial: TikTok, Instagram, dan Twitter digunakan
untuk menyebarkan meme, video parodi, dan lagu viral.
- User
Generated Content (UGC): Konsumen didorong untuk membuat konten
kreatif terkait pengalaman mereka di gerai Mixue.
- Brand
consistency: Semua gerai menggunakan desain visual yang sama, warna
merah-putih, dan maskot Snow King, sehingga mudah dikenali di mana
pun.
- Event
digital dan kolaborasi kreator: Aktivitas digital dan influencer
marketing mendukung penyebaran konten viral.
5. Kreativitas dan Daya Tarik Kampanye
C. Hasil dan Dampak
Ekspansi Mixue di Indonesia berlangsung sangat cepat. Hingga 2023, lebih dari 1.000 gerai telah dibuka di berbagai kota, menunjukkan pertumbuhan brand recall yang tinggi. Keterlibatan konsumen melalui media sosial sangat signifikan, dengan ribuan video, meme, dan foto yang dibuat konsumen secara sukarela, menunjukkan keberhasilan strategi UGC dan viral marketing.
Dampak kampanye ini tidak hanya terlihat dari angka
ekspansi, tetapi juga dari terbentuknya komunitas digital yang aktif. Konsumen
merasa terlibat dalam fenomena viral, menciptakan interaksi yang konsisten
dengan brand. Emotional branding yang dibangun melalui humor, lagu, dan
maskot berhasil membuat konsumen merasa dekat dengan Mixue. Selain itu,
keberhasilan kampanye ini mendorong pertumbuhan bisnis yang cepat, karena brand
tidak hanya dikenal luas tetapi juga membangun loyalitas melalui keterlibatan
emosional.
Fenomena ini menunjukkan bahwa emotional branding
berbasis humor, pengalaman konsumen, dan viralitas digital mampu menciptakan
kesadaran merek yang luas tanpa biaya iklan besar. Pendekatan ini membuktikan
bahwa interaksi digital dan partisipasi konsumen merupakan elemen penting dalam
membangun citra brand modern.
D. Evaluasi Efektivitas
Kampanye viral Mixue terbukti sangat efektif dalam membangun brand awareness dan keterlibatan konsumen di Indonesia. Strategi utama yang digunakan adalah emotional branding berbasis humor. Maskot Snow King dan lagu “Mixue Mixue Everywhere” menciptakan nuansa menyenangkan yang mudah diingat dan membuat konsumen merasa dekat serta relatable dengan brand. Pendekatan ini memungkinkan Mixue menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di media sosial, sehingga kesadaran merek meningkat secara signifikan.
Selain itu, kampanye Mixue sangat mengandalkan User Generated Content (UGC), yaitu konten yang dibuat secara sukarela oleh konsumen. Contohnya termasuk video TikTok yang menunjukkan pengalaman membeli atau mencoba es krim Mixue, meme lucu yang berkaitan dengan fenomena “Mixue di mana-mana”, serta foto-foto di Instagram dengan caption kreatif tentang produk. UGC tidak hanya memperluas jangkauan kampanye secara organik, tetapi juga menciptakan rasa keterlibatan dan komunitas di antara konsumen. Mereka yang ikut membuat konten merasa memiliki hubungan personal dengan brand, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas jangka panjang.
Strategi viral Mixue juga didukung oleh pengulangan simbol visual dan audio di seluruh gerai dan platform digital. Logo, warna, maskot, dan lagu khas Mixue mudah dikenali oleh konsumen, sehingga brand recall meningkat dan kampanye tersebar dengan cepat melalui media sosial, tanpa membutuhkan iklan tradisional. Interaksi digital yang melibatkan konsumen, seperti challenge TikTok dan aktivitas berbagi pengalaman di Instagram, semakin memperkuat citra Mixue sebagai brand yang ceria, inklusif, dan dekat dengan masyarakat.
Meski demikian, strategi ini tetap memiliki potensi risiko dan tantangan jangka panjang. Jika kampanye terlalu bergantung pada viralitas, brand bisa dikenali hanya sebagai fenomena lucu tanpa asosiasi yang kuat dengan kualitas produk. Tren humor dan digital cepat berubah, sehingga tanpa inovasi berkelanjutan, daya tarik kampanye bisa menurun. Oleh karena itu, Mixue perlu menjaga konsistensi kualitas produk sambil terus mengembangkan konten kreatif dan strategi interaksi digital agar emotional branding tetap relevan dan efektif. Dengan pendekatan ini, Mixue berhasil membuktikan bahwa kombinasi emotional branding, UGC, viral marketing, dan partisipasi konsumen mampu menciptakan dampak besar dalam membangun kesadaran merek dan loyalitas pelanggan.
E. Kesimpulan
F. Kesimpulan
- Nur Hikmah, R. (2023, Agustus). Strategi bisnis Mixue hingga bisa berkembang pesat di berbagai daerah Indonesia.
- Invest Indonesia. (2025, Maret 10). Peran sistem waralaba dalam kesuksesan global Mixue.
- Food Manufacturing. (2025, Maret 17). Mixue dan merek Tiongkok lainnya yang sukses menarik perhatian konsumen Asia Tenggara.
Komentar
Posting Komentar